Jika
kita bertanya dalam hati, siapakah orang yang paling peduli terhadap kita?
Siapakah seseorang yang paling perhatian terhadap keberadaan kita? Siapakah yang
paling berjasa akan tegaknya kaki ini, dan siapakah yang dengan rela mengorbankan
semua yang dimilikinya demi kita, demi kebahagiaan kita semata tanpa memikirkan
kondisi dirinya sendiri. Bahkan nyawanyapun
Showing posts with label OPINI. Show all posts
Showing posts with label OPINI. Show all posts
Thursday, July 23, 2020
Sunday, May 19, 2013
Belaskasih Tuhan Terhadap Manusia dengan Menurunkan Wahyunya
Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang cenderung berpotensi
melakukan hal-hal yang negatif. Terlebih lagi jika hanya mengandalkan akal dan
insting yang mereka miliki sebagai patokan dalam tindak-tanduknya serta menepikan
hati nuraninya. Hati nurani saja tidaklah cukup untuk menjadikan manusia
sebagai khalifah Allah di muka bumi yang hakiki, untuk memakmurkan bumi yang
telah dihamparkan atas manusia dengan nikmat dan kehendaknya. Lebih parah lagi
apabila hati nurani tersebut dibutakan atau terkontaminasi dengan kondisi hati
manusia yang kotor dan dipenuhi dengan kepentingan-kepentingan bersifat
kenikmatan yang bersumber dari hawa nafsu. Hawa nafsu merupakan konotasi
“peran” antagonis dalam diri manusia, lawan dari protagonis yang diperani oleh
hati nurani.
Dengan diturunkannya wahyu (baca:kitab-kitab Allah) akan semakin
memperkuat (menta’qid) kemauan Allah untuk menjadikan manusia makhluk
yang bertuhan maupun bertauhid. Sebagai bukti tidak bermain-mainnya Allah dalam
menciptakan manusia. Yang tugas utamanya adalah memakmurkan bumi Allah. Berbeda dengan binatang yang hanya hidup mengandalkan
insting kebinatangan yang mereka miliki. Tetapi manusia tidak serendah itu.
Bahkan dimuliakan oleh Allah dengan diberinya akal fikiran yang dapat
membedakan antara baik dan buruk serta hai itu menjadi pembeda antara manusia dan makhluk-makhluk lainnya. Tidak
menutup kemungkinan manusia tersebut derajatnya lebih rendah dan hina dari binatang apabila
terjadi pengingkaran-pengingkaran akan petuah Tuhan sehingga menurunkan derajat
kemanusiaan yang ia miliki. Hal itu telah termaktub dalam kitabnya seperti yang
tercantum dalam Surah Al-A’raf ayat 179:
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka
Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak
dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata
(tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan
mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar
(ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih
sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.”
Untuk mengantisipasi
pemenyelewengan manusia dari amanat utama yang telah diembankan kepadanya
tersebut, sebagai akibat dominannya peran antagonis dalam diri manusia maka
Allah secara belas kasihan menurunkan petunjuk melalui wahyu-wahyunya kepada
semua umat manusia tanpa terkecuali. Agar tidak terjadi pengingkaran dan
pengelakan ketika diminta pertanggung jawaban terhadap apa yang telah selama
ini mereka kerjakan di dunia. Juga sebagai obor
pelita yang menerangi kegelapan dan kejahiliahan yang terjadi lintas
zaman, baik zaman dahulu maupun sekarang, maka dari itu kemukjizatan Al-Qur’an
tak akan pernah lekang dan usang oleh zaman(multiperiod).Karena memang
telah dirancang sebagi mukjizat untuk semua manusia secara universal sebagai
bukti rasa belas kasihan Allah terhadap manusia. Berlakunya tanpa memandang
waktu dan tempat.Tak akan menyenyesatkan dan mejerumuskan manusia pada
kesengsaraan sedikitpun.Dan tak akan ada pula seorangpun yang mampu melemahkan
dan menjatuhkan argumen-argumen serta ajaran yang terkandung di dalamnya.
Berbeda dengan kitab-kitab
yang terdahulu yang diturunkan sebelum Al-Qur’an seperti Taurat, Injil, Zabur
yang berlaku dan hanya relevan pada umat tertentu dan kapan umat tersebut hidup.
Yaitu Taurat yang diturunkan untuk Nabi Musa a.s dan kaumnya Bani Israil, Zabur
untuk Nabi Daud a.s dan kaumnya serta Injil untuk Nabi Isa A.s dan Kaumnya.
Dengan diturunkannya wahyu kepada Rasul beserta kaumnya tersebut menandakan
bahwa Allah tidak serta merta bertindak sewenang-wenang dan bertindak sekehendak hatinya untuk untuk menerapkan
aturannya dan menyiksa hambanya tanpa berbuat sesuatu yang dapat mewanti-wanti
hambanya untuk tidak terjerumus kedalam siksaannya. Ia membuat semacam penguat alasan
atau pembenaran sebelum menyiksa makhluk yang ingkar terhadap perintahnya.
Dalam Al-Qur’an Al-Karim Surah Al-Isra’ Ayat 9 Allah SWT. berfirman
bahwa Al-Qur’an akan memberikan kabar gembira kepada orang-orang yang
melaksanakan ajaran-ajaran yang terdapat di dalamnya dan berbuat kebaikan. Ayat
tersebut berbunyi:
“Sesungguhnya Al Qur'an ini memberikan petunjuk
kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang
Mukmin yang mengerjakan amal shaleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”
Ayat tersebut memberikan
bukti yang sangat nyata bahwa Allah memiliki rasa sayang terhadap semua
makhluknya khususnya kepada orang orang-orang yang beriman.Terhadap orang kafir
pun ia masih memberi harapan untuk dapat merasakan kenikmatan yang kekal di
akhirat kelak. Belas kasihannya terhadap orang-orang kafir tergambarkan pada
potongan ayat “memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus”. Dari
potongan ayat tersebut mengindikasikan Allah masih peduli dan perhatian meskipun
terhadap orang-orang yang belum mampu menerima hidayahnya agar segara bertaubat
dan mengikuti jalan kebenaran yang lurus. Sedangkan bukti sayangnya bagi orang
yang beriman adalah “memberi kabar gembira kepada-orang mukmin yang mengerjakan
amal shaleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.Ya,sebuah gambaran
kepedulian sang pencipta terhadap ciptaannya.
Salah satu wahyu
yang teragung adalah Al-Qur,an. Merupakan satu diantara mukjizat yang masih
bertahan sampai saat ini yang pernah Allah turunkan kepada Nabinya yaitu
Muhammad SAW.Ia diturunkan secara berangsur-angsur sesuai dengan moment atau
kejadian-kejadian yang dialami disekitar kehidupan sang Rasul akhir zaman.
Penghulu dari semua rasul. dan nabi-nabi yang telah diutus Allah kepada umat-umat
yang terdahulu. Secara kandungan ajaran maupun perintah Al-Qur,an tidak jauh
berbeda dengan kitab-kitab terdahulu bahkan menjadi penyempurna dari kitab-kitab tersebut.
Secara objektif
kaum yang diberi peringatan melalui wahyu yang berupa kitab-kitab terdahulu jauh berbeda dengan kita. Baik berbeda dari
masa mereka hidup, watak tabiat yang mereka miliki, kebiasaan dan budaya yang
mereka jalani. Otomatis kebutuhan akan peringatan dan perintah yang harus
mereka laksanakan juga berbeda apabila kita komparasikan dengan umat yang
diturunkannya kepada mereka Al-Qur’an. Al-Qur’an itu sendiri diturunkan untuk umat akhir zaman
seperti kita sekarang.
Kembali pada judul
di atas, jika kita korelasikan dengan Asmaul Husna yang Allah miliki. Dengan alasan
Allah menurunkan wahyu atau petunjuk kepada umat manusia sebagai bukti kasih
sayangnya maka kita akan menjumpai disana sifat Ar-Rahiim (yang maha penyayang).
Menjadi sebuah kewajiban bagi Allah untuk menyayangi hamba-hambanya dengan
sifat Ar-Rahiim yang ia miliki. Dia tidak akan menyiksa suatu kaum sebelum
datang peringatan untuk tunduk patuh kepadanya atas kaum tersebut. Baik
peringatan secara verbal melalui Rasulnya dan tekstual melalui kalamnya. Hal
ini mengindikasikan betapa ia maha penyantun dan maha penyayang bagi kita.
Tetapi, uniknya disamping
hal itu Allah juga memiliki sifat Al-Qahhar (yang maha pemaksa). Ia memberikan
ancaman siksa yang begitu berat bagi hambanya yang melanggar perintahnya dan
hal itu termaktub dalam kitabnya yang ia harapkan untuk dijadikan pedoman bagi hamba-hambanya
agar tak terjerumus kedalam siksaannya yang amat begitu pedih kelak. Sebuah gambaran
skenario yang begitu dramatis yang Tuhan terapkan dan Allah paparkan dalam
kitabnya untuk hamba-hambanya yang mukmin. Disisi lain ia merupakan Ar-Hamurrohimiin.
Dan disisi lainnya ia juga maha pemaksa dan perkasa(Al‘Aziizul Qahhar).
Seperti yang termaktub dalam Surah Al-Hijr Ayat 49-50
“Kabarkanlah kepada hamba-hambaku, bahwa
sesungguhnya Aku-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, dan bahwa
sesungguhnya adzabku adalah adzab yang sangat pedih.”
Al-Qur’an juga menjadi bukti rasa sayang Allah
terhadap Rasulnya. Pembela dan penolong
nabi tatkala dicerca dan dihina diwaktu beliau menyebarkan Agama Islam, betapa
saat itu beliau membutuhkan pertolongan dan pembenaran (justification)
akan ajaran yang beliau sebarkan.di tengah watak keras kepala yang dimiliki
orang-orang Quraisy jahiliah dalam memegang teguh ajaran nenek moyang mereka
pada saat itu. Al-Qur’an datang sebagai angin segar, penyejuk hati serta peneguh sang penghulu para manusia dalam menjalankan
amanah begitu berat yang diembankan kepada beliau. Hal ini menjadi pertanda
sayangnya Allah kepada kekasih dan hambannya yang butuh pertolongan disaat-saat
yang genting. Allah tidak membiarkan hambanya dalam kesusahan dan keterasingan ditengah-tengah
lingkungan yang menyisihkannya. Bukti lain gambaran rasa sayang Allah yang juga dilimpahkan kepada Rasul-makhluknya-
melalui wahyunya.
Allah SWT. memberi
peringatan kepada umat manusia melalui wahyu-wahyu yang diturunkan kepada
Rasulullah dan 3 Rasul terdahulu adalah suatu bukti betapa Allah memiliki
perhatian dan kasih sayang terhadap makhluk yang diciptakannya. Tidak mungkin bagi dia menurunkan azab maupun siksa
balasan kepada orang-orang yang belum mengetahui dan memahami akan aturan yang
diterapkannya. Akan Dzalim baginya
apabila bertindak demikian meskipun ia memiliki kehendak mutlak dan penuh untuk
berbuat sesuatu sekehendak hatinya atas ciptaannya. Padahal Allah sekali-kali
tidak pernah mendzalimi hamba-hambanya, tetapi hambalah yang mendzalimi diri
mereka sendiri. Untuk itu ia membutuhkan deklarasi atau sosialisasi terhadap
aturan-aturan yang di berlakukannya untuk semua makhluknya. Dengan adanya sosialisasi
tersebut merupakan wujud nyata akan rasa sayangnya pada makhluk-makhluk yang
diciptakannya tanpa terkecuali sebelum ditegakkannya hari pembalasan.
Oleh: Mushoffan Nasiri (12310043)
Bahasa dan Sastra Arab
Ibnu Kholdun, Kamar 28
Tuesday, May 8, 2012
Dahsyatnya Harta
Harta, tak satupun manusia yang tak membutuhkan benda yang satu ini. Keberadaannya dalam hidup manusia menjadi suatu hal yang sangat vital. Di mana manusia hidup dia pasti membutuhkan benda yang satu ini. Tak dapat dipungkiri juga benda ini tak mengenal zaman (multi period). Inilah dahsyatnya peran pentingnya harta bagi kehidupan umat manusia yang senantiasa mengiringi dimanapun dan kapanpun manusia berada. Ajaibnya, benda ini tak pandang kasta, usia dan gender juga meskipun keberadaannya menjadi boomerang bagi sebagian orang dalam hidupnya maupun ketenangan jiwanya. Telah banyak gambaran peristiwa seseorang yang tak berhasil dalam hidupnya karena terpedaya oleh harta. Tak mampu memgendalikan dirinya dalam bersikap dengannya.
Dengan harta, kita dapat menciptakan sebuah istilah atau streotipe tentang kondisi yang menyangkut masalah keadaan tentang harta seseorang yaitu si kaya dan si miskin. Sebutan diatas lebih mengarah pada tingkat kemampuan hidup atau taraf hidup seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya jika di ukur dari segi materi atau dari segi finansialnya. Tak terelakkan dengan adanya perbedaan dalam kondisi finansial antara si kaya dan si miskin ini kemudian tercipta sekat-sekat dalam tatanan kehidupan manusia yang kemudian menciptakan sebuah sebutan yang biasa di sebut dengan kasta. Dengan adanya kasta ini tercipta pula perlakuan yang berbeda dari setiap penguasa atau otoritas yang ditinggikan dalam suatu kelompok dalam melayani dan berinteraksi anatara dua kelompok komunitas ini yaitu anatara si kaya dan si miskin. Perbedaan ini terkadang menimbulkan kesenjangan bahkan ketidak adilan perlakuan dalam berbagai momentum jika kita amati secara kasat mata sehingga menimbulkan keprihatinan dan ketidakterimaan bagi oknum yang yang dirugikan, atau menimbulkan kedzaliman bagi penguasa yang tak paham bagaimana sebebarnya konsep serta peran kaya dan miskin dalam tatanan hidup umat manusia yang serba sosialisatif yang dimana tiap orang tak mungkin satu diantara mereka tak membutuhkan bantuan yang lainnya.
Salah satu gambaran nyata tentang kesenjangan dalam fenomena ini, yaitu bagaimana perbedaan sikap kita atau cara kita dalam menghadapi dan menghormati orang yang lebih terpandang dalam segi harta daripada kita. Kita cenderung lebih menghormati dan menghargai serta lebih segan ketika kita berhadapan dengan orang kaya dan di pandag berada. Kita cenderung taat , menganggukkan kepala, patuh dan pro serta mereka lebih mempunyai nama dalam benak kita terhadap orang kasta ningrat dari pada orang-orang yang taraf ekonominya menengah kebawah. Ini sangat kontras dengan cerminan bagaimana sikap kita tatkala berhadapan dengan para pengemis dan orang yang kondisi ekonominya di bawah kita, cenderung acuh tak acuh dan kurang menghargai serta kurang menganggap keberadaan mereka baik dalam kesetaraan dalam menerima hak maupun ketika mereka mengutarakan aspirasi yang terdapat dalam benak mereka. Padahal antara si kaya dan si miskin itu sama saja di mata Allah, yang dinilai adalah tingkat ketakwaan seseorang bukan berapa banyak mobil dan rumah yang ia miliki. Inilah fakta yang terjadi di tengah-tengah masyarakat kita saat ini.
Kita tak dapat menyalahkan pada si miskin kenapa dia harus hidup susah dan melarat sehingga mereka kurang mendapat simpati dari orang lain. Seharusnya kita harus memiliki kebijaksanaan dan kedewasaan serta penghargaan tentang peran kondisi sosial masyarakat yang diderita oleh seseorang dalam kehidupannya. Si miskin tak salah dengan kemiskinannya karena keberadaan merekah orang berharta dapat di sebut kaya dan karena merekalah pula para dermawan dapat menyalurkan zakat dan sedekah yang mereka wakafkan yang dalam agama kita pekerjaan tersebut merupakan perintah yang ditekankan bagi setiap muslim untuk mengerjakannya. Salah satu buktinya adalah firman Allah SWT. Dalam surat Al-Baqarah Ayat 4 yang berbunyi: “Alladziina Yu’minuuna Bil Ghaybi Wayuqiimunas Shalaata Wamimmaa Razaqnaa Hum Yunfiquun”
الذين يؤمنون بالغيب ويقيمون الصلاة ومما رزقناهم ينفقون
Yang artinya : “(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.”
Yang salah adalah apabila ada orang kaya yang tak sadar akan kewajibannya sebagai seorang kaya dan menyombongkan diri dengan kekayaannya. Padahal hakikatnya hartanya tersebut bukan miliknya tetapi titpan Allah yang di amanatkan kepadanya yang di hari kemudian kelak akad di hisab bagaimana dan untuk apa serta kemana saja harta itu dipergunakan. Sungguh jangan terlena dan bergembira wahai orang yang memiliki harta yang memimpah, meskipun kalian hidup di dunia bergelimang dengan kemewahan, kesenanagan dan kemudahan yang kalian raih selama ini. Kelak kalian akan diminta pertanggung jawaban tentang harta yang kalian dapatkan dan kalian pergunakan selama ini. Sungguh sangat sulit mencari orang yang tak hanya kaya secara materi tetapi juga orang kaya hati, merekalah orang yang selalu qona’ah dan meras cukup dengan apa yang telah dimilikinya salama ini. Yang tak pernah meresa iri dengan apa yang telah di dapatkan oleh orang yang lebih punya daripada dirinya. Kaya hati lebih kompleks dari sekedar kaya harta, karena orang yang kaya hati dia akan merasa cukup dan puas dengan segala seseuatu yang dia miliki dalam hidupnya. Dia tak akan menuruti apa kata hawa nafsunya karena dia sudah berkecukupan dan ridho atas segala sesuatu yang Allah takdirkan.
Memang sulit untuk menemukan orang yang berjiwa qona’ah di zaman yang sudah amburadul seperti sekarang ini. Kebanyakan orang telah menuhankan materi dan uang ketimbang aspek keagamaan. Seakan akan harta menjadi segala-galanya yang harus kita tunduk kepadanya dan menjadi tujuan awal dalam hidup kita. Inilah efek negetif harta jika kita terlalu memberikan perhatian dan kecintaan yang berlebihan terhadapnya. Akan menimbulkan sifat tamak dalam diri kita. Cinta harta dan takut mati. Sifat tamak ini juga terkadang membuat hati nurani manusia menjadi buta sehingga tingkah lakunya di ambang batas kewajaran jika kita nilai dengan kaca mata hati nurani kita.
Kecintaan seseorang terhadap harta dapat membuat orang tersebut menghalalkan segala cara untuk mendapatkan harta yang ia inginkan meskipun bukan dengan cara-cara yang bersih dan tidak di bolehkan oleh agama. Bahkan terkadang terdapat unsur kedzaliman yang merugikan orang lain di dalamnya. Salah satu penyebab sifat ini adalah ketamakan yang ada dalam diri seseorang tersebut. Salah satu munculnya sifat tamak tadi ya karena orang tersebut tak menjaga kebersihan dan kesehatan hatinya. Jadi intinya berawal dari penyakit hati.
Salah satu langkah antisipatif untuk menghindari watak yang tamak adalah dengan berusaha menanamkan sifat qona’ah dalam diri kita. Ada salah satu hadits nabi yang menyebutkan “hendaknya kita melihat orang yang di atas(lebih baik) dari kita jika dalam hal akhlak tetapi jika dalam hal harta hendaknya melihat kepada yang di bawah kita(lebih rendah taraf ekonominya)
Harta juga yang membuat perpecahan diantara umat manusia. Seseorang saling melengserkan dan mengalahkan para rival-rivalnya dalam kompetisi meraup keuntungan dalam mendapatkan harta yang sebanyak-banyaknya. Tidak peduli meskipun memakai cara-cara yang amat kotor demi memenuhi ambisi yang ada di dalam dadanya. Seperti sistem ekonomi kapitalis yang berlaku di kebanyakan negara-negara eropa serta di legalkan untuk di jalankan oleh otoritas perekonomian setempat. Pihak seperti merekalah merupakan salah satu gambaran manusia-manusia yang berwatak tamak dan mengutamakan hawa nafsunya serta haus akan kenikmatan bergelimangnya harta yang telah biasa mereka rasakan. Dan hal itu menjadi adiktif dalam diri serta lama kelamaan menjadi kebiasaan yang harus di penuhi dan di turuti. Beginilah jikalau hawa nafsu selalu di manja, semakin lama menginginkan permintaan yang melebihi dari permintaan yang sebelumnya.
Friday, February 3, 2012
Orientasi Hidup
Orientasi seseorang dalam menyikapi berbagai peristiwa dalam hidupnya sangatlah beragam bergantung bagaimana cara dia menyikapi , menindaklanjuti kemauan dia dalam meraih berbagai impian dalam perjalanan hidupnya. Impian merupakan keinginan yang mendalam di benak diri seseorang yang tiap orang akan berusaha menggapainya selagi dia mempunyai semangat hidup. Berbeda dengan individu yang tak mempunyai motivasi dan semangat hidup, ia akan hidup acuh tak acuh dan terkesan apatis terhadap peristiwa disekelilingnya. Tak perlu kita bersikap naif terhadap orang yang bersikap seperti ini karena dia telah kehilangan niat dalam dirinya untuk menjadi manusia yang baik apalagi berkembang serta berguna bagi manusia di sekelilingnya. Yang ada dalam benak dirinya adalah bagaimana dia bersikap dan bertindak menurut kondisi moodnya, kasarnya seenak perutnya sendiri. Tentu kriteria orang seperti inilah yang tidak disenangi oleh kebanyakan masyarakat kita, dan tidak mudah untuk mendapatkan partner dalam menjalankan roda-roda kehidupan dirinya dikalangan masyrakat tempat dia tinggal.
Orientasi tersebut adakalanya
berasal atau terkristal dari watak dan mental yang terbangun dalam diri individu
tersebut. Pada mulanya mental kita ini terbentuk dan terpengaruhi oleh alam
bawah sadar dari setiap kita sendiri atau hal apa sejalah yang menjadi
kebiasaan dalam hidup kita yang tanpa pemikiran terlebih dahulu atau secara
reflek muncul dari dalam diri kita baik sikap, pandangan, dan kondisi hati
sebagai timbal balik atau dampak dan tanggapan dari hal yang terjadi disekitar
kita. Namun tak pelak watak ini jika sudah mendarah daging dalam diri seseorang
tak mungkin bisa kita rubah bagaimanapun dan sekuat apapun kita berusaha
merubahnya kecuali ada kemauan dan dukungan dari lingkungan dari oknum tersebut
untuk perlahan-lahan merubah keadaan mentalnya.
Orientasi seseorang dalam hidupnya
sungguhah beragam, bergantung bagaimana dan dari cara pandang apa dia memandang
hidupnya. Bagi orang yang taat beragama orientasi hidupnya lebih cenderung pada
hal-hal yang bersifat agamis, ketuhanan dan kepercayaan pada hari pembalasan di
hari kemudian. Dilain sisi orang yang mengutamakan hal-hal yang bersifat
materialis dalam pandangannya hanya berpatokan pada hal-ha yang menguntungkan
dirinya dan mengutamakan sisi kenikmatan dalam berbagai aspek
kehidupannya(hedonisme). Tak terlalu berminat pada hal yang berbau mistis,
magis maupun bersifat gaib, lebih menitik beratkan pandangannya yang bersifat
realistis atau logis. Jadi semua hal dalam hidupnya harus bisa dipandang
menurut akal dan secara kasat mata saja sebagai patokan dalam menilai segala
sesuatu. Begitu pula dalam segi keberagamaan, orang seperti ini biasanya tak kenal
yang namanya tuhan dan agama atau biasa disebut dengan ateis.
Fungsi orientasi ini sendiri sebagai
cara untuk menilai tipikal seseorang dalam mewujudkan visinya, sehingga setiap
orang dapat dilihat dari cara-caranya dalam menaklukkan berbagai rintangan
dalam proses mewujudkan cita-citanya. Tak dapat kita pungkiri setiap individu
memiliki cara tersendiri bagaimana dia harus bertindak dan bereaksi untuk
menindaklanjuti keinginannya tersebut. Sekali lagi metodo mewujudkannya
tersebut bergantung pada karakter orang tersebut. Pendek kata setiap karakter
orang memiliki cara dan trikindividual
tersendiri, benar-benar sangat individual hal yang menyangkut orientasi
hidup ini jika ditilik dari cara kerjanya pad setiap insan.
Tentu gender juga turut andil mempengaruhi
perbedaan yang telah dijabarkan di atas.
Karena, pria dan wanita memiliki kondisi mental dan kejiwaan yang tak sama diantara keduanya.
Wanita, yang cenderung feminin lebih suka pada kelembutan dan keindahan serta
hal-hal yang menyangkut perasaan. Makanya wanita terkadang lebih besar
empatinya daripada pria, lebih bisa merasakan dan menjiwai apa yang terjadi di sekiling ataupun yang terjadi pada
manusia lainnya. Sedangkan pria yang notabene maskulinistas mendominasi dalam
dirinya lebih suka pada hal-hal yang berbau kekerasan, logika serta cenderung
simpel dalam menghadapi sesuatu tak suka pada pemikiran-pemikiran yang panjang
dan yang lebih menyangkut pada perasaan. Mereka cenderung kaku daripada wanita
yang lebih menjiwai segala sesuatu yang dialami dalam hidupnya. Tak jarang
wanita terkadang suit melupakan momentum-momentum yang menurut dirinya berkesan
atau yang membuat dia trauma.
Dari penjelasan singkat tentang
kondisi kejiwaan pria dan wanita di atas kita dapat mereka-reka dan memetakan
bagaimana sebenarnya cara kerja mental dalam memepengaruhi pandangan hidup
manusia. Yang pada akhirnya nanti juga akan memepengaruhi cara pandang
seseorang dalam menentukan orientasi hidupnya. Mental juga dibentuk atas hasil
didikan atau kebiasaan lingkungan, dan keluarga yang hidup bersama tiap-tiap
individu.
Orientasi hidup juga mempengaruhi
masa depan seseorang di masa yang akan
datang, profesi, minat dan tipikal tiap-tiap individu. Well, begitulah orientasi hidup akan memawarni serba serbi kehidupan seseorang.
Tuesday, April 5, 2011
Eksistensi Kaum Wanita
Merunut realita yang ada saat ini, wanita kita zaman ini lebih mudah terpengaruh dengan kontaminasi budaya orang Western yang jelas tak seirama dengan aroma budaya orang ketimuran yang saat ini masih mengaliri urat tradisi kita, hal itu menandakan wanita kita tidak mempunyai karakteristik atau ciri khas atau identitas dalam berpakaian, faktanya wanita betawi saat ini kurang meminati pakaian adat mereka yaitu kebaya.
Fakta seperti di atas kurang menguntungkan bagi generasi penerus kita dimasa mendatang jika terus dibiarkan mereka akan terasing di negeri sendiri karena tak memiliki identitas dalam berbusana, hal itu juga akan mengurangi rasa percaya diri mereka ketika tampil dalam event global yang menonjolkan kebanggaan pada budaya asli budi pertiwi. Tak lain, itu disebabkan mereka tak punya tolak ukur atau acuan dalam berpakaian menurut budaya asli tempat mereka tinggal. Apalagi para desainer dan artis kita lebih suka mengadopsi model pakaian artis-artis Hollywood yang notabene berpakaian hanya mengandalkan nilai kepuasan dan keglamouran belaka, wajar saja karena mereka orang hedon yang tak mengenal aturan beragama.
Salah satu solusi dari problem diatas adalah kesadaran dari dalam kita sendiri bagaimanapun kita harus bangga pada hasil budaya para pendahu kita salah satunya dengan mengoptimalkan peran para Pendidik di sekolah, kita bisa berinovasi dengan seragam sekolah entah pada hari jum’at para siswa diwajibkan memakai pakaian khas daerah masing-masing itu pun sebagai sebuah solusi lain dari pengakuan budaya kita oleh bangsa lain seperti lagu “Rasa Sayange” milik kita yang tak lama pernah di klaim oleh negeri jiran belum juga “Reog Ponorogo” yang juga ingin diklaim.
Gekala seperti diatas disebabkan karena mereka kurang cerdas dalam memilah dan memilih dalam berkiblat dalam berfasion yang patut bagi mereka, tak peduli apakah pakaian tersebut enak dipandang mata dan cocok menurut postur tubuh mereka. Inilah salah satu bencana yang terjadu pada abad ini.
Sepatutnyalah mereka memiliki filter dalam menyerap budaya asing agar mereka tak asal main comot budaya luar sekehendak mereka pribadi tanpa memperhatikan norma kepantasan menurut orang timur seperti kita. Lama kelamaan budaya kita akan terdegradasi dengan sendirinya seiring dengan semakin majunya teknologo dan informasi apabila tidak diimbangi dengan sumber daya manusia (SDM) yang lebih dewasa dan bijk ketika dihadapkan pada pengaruh budaya asing, tentunya pendewasaan tersebut butuh proses dan waktu yang tak sebentar serta dukungan dari segenap elemen bangsa kita tercinta
.
Perempuan Terprovokasi jargon “Kesetaraan Gender”
Wanita modern zaman sekarang semakin lama mulai berubah pola hidup dan mind map pikiran mereka , yang tadinya pekerjaan mereka 99% lebih banyak diselesaikan di dalam rumah saat ini mereka tak mau kalah dengan para lelaki, mereka mengambil alih berbagai aktifitas yang seharusnya dikerjakan oleh para lelaki .
Pengambil alihan peran ini tidak hanya terjadi pada sebagian bidang dalam rumah tangga saja tapi lebih meluas dan lebih komplet seperti menjadi menejer dalam sebuah perusahaan , kontraktor bangunan ,anggota perlemen dan politisi yang diusung oleh partai ataupun independen bayangkan mereka lebih berani mengaktualisasikan diri mereka di panggung karir tanpa merasi terasingkan bersandigan dengan para lelaki yang nyata lelaki lebih berhak didalamnya menurut norma kepantasan kita. Memang kalau kita lihat dari fakta yang ada saat ini dalam hal intelektualitas wanita mampu menyaingi para lelaki dan semoga saja tak sampai melebihi.
Berikut ini sejumlah fakta bahwasanyaperan wanita bertambah dominan ketimbang lelaki antara lain,Hasil penelitian menyebutkan, keluarga-keluarga yang berdomisilidi Amerika Serikat (USA) bahwasanya tujuh 75% keputusan yang menyangkut kesehatan keluarga diputuskan oleh para wanita dan menerut pengakuan produsen mobil asal negeri sakura TOYOTA , 60% pembeli barang- barang mereka adalah kaum hawa, ini menjadi salah satu bukti terhadap pembenaran argument di atas.
Gejala diatas tak lain dan tak bukan disebabkan wanita modern zaman sekarang telah tercemar anggapan mereka terhadap peran hidup yang telah ditentukan menurut kodrat mereka sehingga mengalami pergeseran yang cukup signifikan. Kemungkinan besar mereka terpengaruh jargon “emansipasi wanita atau kesetaraan gender “ yang sering didengungkan oleh kaum feminis, nampakya kelompok ini memiliki tujuan terselubung dibalik pemahaman yang mereka sebarkan, padahal paham mereka sangat berbahaya dalam tatanan social dalam agama kita, mungkin saja ingin menggusur takhta kekuasaan atau dominasi para lelaki yang memang sejak zaman nenek moyang kita belum lahir para lelaki memang telah banyak memegang kendali vital dalam hal yang menyangkut kelangsunag hidup manusia dimuka bumi ini,Tuhan sendiri telah melegitimasi argument diatas yang tercantum dalam surat An-Nisa’ Ayat 34 yaitu, “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh Karena Allah Telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan Karena mereka (laki-laki) Telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh Karena Allah Telah memelihara (mereka). wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.
Lebih jelasnya mungkin mereka menginginkan “wanitaisasi” di planet kita yang sudah peot ini, padahal jika mereka tahu semua yang telah ditakdirkan atas diri mereka itulah yang terbaik bagi mereka.
Wanita Seabagai Pilar Negara
Bayangkan jika sebuah bangunan tak memiliki pilar yang kokoh sebagai penyangga bangunan tersebut, tentu bangunan tersebut mudah roboh ketika diterpa angin kencang sama juga seperti wanita tetapi wanita di sini tidak sedang kita analogikan sebagai penyanggah Negara layaknya pilar penyangga bangunan, tetapi wanita dalam redaksi ini diandaikan sebagai pilar Negara lantaran peran mereka yang sangat vital dalam menyiapkan generasi pemuda penerus masa depan bangsa, bisa dipastikan kalau pemuda di dalam sebuah bangsa telah rusak maka umur bangsa tersevut tak lama lagu akan musnah dengan kata lain, jikalau ingin menghancurkan sebuah bangsa maka target utama kita adalah generasi mudanya lebih dahulu. Maka kita tinggak menunggu waktu saja menuju kehancuran bangsa tersebut.
Para wanita berperan utama dalam pembentukan awal kepribadian dan watak serta karakter anak semenjak dia di dalam kandungan, para wanita menjadi taman pendidikan perdana yang menentuka proses perkembangan kepribadian anak selanjutnya, jika awalnya baik, maka 50 persen dari pekerjaan itu tekah berhasil, itulah diantara perkataan orang bijak yang sering kita dengar, tapi tak hanya wanitta saja lingkungan terutama keluarga juga turut andil dalam proses perkembangan fisik maupun psikologis anak, terutama rutinitas yang sering dikerjakan dalam keluarga tersebut akan membekas kuat dan mendominasi pengaruh Pada anak.
Para wannita juga menjadi tempat untuk menempa kepribadian dan mental anak agar tangguh dan kuat, karena wanitalah yang banyak berinteraksi dan bergaul dengan sanag anak pasca kelahiran mereka serta wanitalah yang memiliki sifat keibuan sehingg a secara alami wanita mengerti dan memberikan kasih sayang yang dibutuhkan oleh sang anak.
Setiap bayi yang baru lahir adalah suci,hadist itulah yang menggambarkan keadaan bayi yang baru lahir artinya bayi yang baru lahir kita umppamankan seperti kertas putih bersih lalu kedua orang tuanya yang mewarnainya atau menggoreskan tinta di atasnya serta melipat-lipat kertas tersebut sehingga terciptalah bentuk sedemikian rupa, jadi amat benar sang anak mau di jadikan apapun terserah kehendak dan inisiatif orang tuanya, apakah anak yang memiliki mental orang-orang besar ataukah seorang pecundang yang menyerah sebelum dia bertanding.
Maka dari itu, bagi seseorang yang sedang mencari pasangan hidup hendaknya ia memilih calon pendamping hidup yang berkualitas baik aspek luar atau dalamnya kita harus selektif karena calon istri kita akan mendampingi kita selama kita hidup sampai akhir hayat kita, pokoknya segala aspek yang menyangkut dengan kehidupannya baik dari karakternya maupun tingkah lakunya semua kwalitasnya terjamin agar anak keturunan kita kelak menjadi orang yang lebih baikdari kita menurut sebagian orang, orang tua yang sukses adalah orang tua yang mampu membentuk anak yang lebih baik dari orang tuanya dalam segala aspek. Kita juga harus ingat! Zaman mereka yang akan datang pasti akan lebih maju dari zaman kita sekarang agar mereka mampu berbicara dan berbuat banyak di panggung peradaban. Kelak kita akan percaya perkataan pepatah ”Buah Takkan Jauh dari Pohonya”.
Seorang wanita juga mempunyai derajat yang lebih tinggi dari lelaki dalam hal mengurus anak menurut pandangan islam, buktinya ketika Rasulullah ditanya oleh salah seorang sahabat ;’Wahai Rasul, siapakah orang yang lebih berhak aku layani (dengan baik) dalam hidup ini? lalu beliau menjawab, Ibumu,lalu ya Rasul?Ibumu, lalu ya Rasul? Ibumu, lalu ya Rasul? Bapakmu, Dari Hadits di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwasanya seorang ibu memiliki keutamaan dan kemulyaan yang patut kita perhatikan atau lebih tinggi derajatnya daripada seorang Ayah, yang perlu ditekankan disini adalah rasul menyebut nama Ibu sampai tiga kali baru yang keempat Bapak. ini menunjukkan betapa islam sangat menghormati harkat dan martabat seorang Ibu, maka berbahagialah wahai para wanita calon Ibu dari Anak-anak kalian.
Singkat kata, wanita sebagai pilar Negara artinya kemajuan dan kehancuran suatu Negara dapat ditentukan oleh baik tidaknya wanita yang ada dalam Negara tersebut. Wanita laksana mata pisau yang berfungsi ganda dilain sisi bermanfaat dilain sisi juga memberikan mudharat disaat-saat tertentu tergantung siapakah yang memegang pisau tersebut.
Bencana Wanita
“Wanita Racun Dunia” tak salah jika seseorang mengungkapkan perkataan seperti itu, seperti yang dikemukaan di judul sebelumnya bahwasanya Wanita seperti mata pisau ganda kali ini kita akan berbicara ketika wanita menjadi Mudharat atau berdampak negative, menjadi panah setan, penyakit masyarakat, bencana social, tapi tak semua streotipe buruk dapat disematkan pada perempuan, seperti hukum kodrat alam dimana ada keburukan disitulah ada kebaikan, hal itu menjadis ebuah kepastian yang tak bisa diganggu gugat, penulis yakin begitu pula pada lelaki mereka dapat memberikan manfaat dan mudharat sebaimana wanita.
Adalah bencana mode apabila wanita berpakaian ketat, mengumbar aurat memperlihatkan lekak-lekuk tubuh mereka, merangsang nafsu syahwat lelaki yang memandangnya dan menikmatinya apalagi lelaki berhidung belang tentu mereka jangan ditanya perihal suka atau tidaknya tanpa kita tahu kita sudah bisa menjawabya asalkan kita tahu siapa lelaki berhidung belang itu. Maka tak sulit lagi dewasa ini untuk mendengar atau membaca kabar dari berbagai media massa tentang tindakan amoral pencabulan dan kekerasan yang objeknya adalah para wanita, tak ayal lagi hal tersebut disebabkan para wanita suka memamerkan seni keindahan tubuh mereka, kata beberapa seniman barat tubuh wanita merupakan seni ciptaan tuhan. Ternyata tak selamanya seni itu indah apabila ditilik dari akibat wanita suka memamerkan seni keindahan tubuh mereka menurut persepsi agama kita.
Menurut artikel yang dimuat dalam sebuah majalah psikologi islam menjelaskan bahwa ketika seorang lelaki melihat tubuh wanita tanpa busana (telanjang) maka salah satu bagian otak lelaki tersebut akan aktif sehingga reflek bagian otak tersebut memerintah lelaki tersebut untuk menggunakan atau menggauli wanita tersebut, jadi jangan salahkan para lelaki saja jikalau terjadi hal yang menyimpang yang menyangkut diri para wanita menimpa mereka dengan tampilan mereka yang seperti itu ternyata membuat para lelaki yang tak kuat imannya ikut tergoda untuk melakukan hal yang tidak-tidak pada mereka.
Adalah bencana ekonomi ketika wanita turun kedalam dunia prostitusi menjajakan kehormatan dirinya demi beberapa lembar uang yang tak akan dibawa kedalam kubur, mereka beralasan sebagai media untuk mencari nafkah buat anak mereka atau karena sulitnya mencari pekerjaan, kalau meraka tak dibekali keterampilan yang memadai dan tak berusaha mencarinya bagaimana pekerjaan mau mendatangi mereka, kita mestinya ingat bumi Allah itu tak selebar deaun kelor. Jadi Allah itu akan membuka rezekinya bagi hambanya yang berusaha mencarinya dan bahwasanya rezeki tiap orang itu telah ditentukan oleh tuhan semenjak dia lahir dengan kata lain setiap bayi telah siap degan rezekinya masing-masing tinggal kita saja berusaha mencarinya, apakah tak ada jalan lain untuk mendapatkan rezeki yang halal. Hemat kata, menurut anggapan penulis motif mereka tak hanya problem keekonomian saja tetapi ada unsur kepentingan biologis yang menyangkut kenikmatan seksual, bisa dibilang sambil menyelam minum air. Belum lagi jika kita lihat bagaimana virus HIV membunuh para ODHA (orang dengan HIV AIDS) yang diam-diam menghanyutkan.
Jika kita telaah lebih lanjut, ssebenarnya wanita seperti merekalah yang tak menghargai diri mereka sendiri dengan murahnya merelakan tubuhya menjadi barang komersial dan dijamah dengan illegal oleh lelaki maniak sek yang hanya ingin melampiaskan nafsu hewaninya saja padahal kesucian tubuh mereka merupakan lambang dari kehormatan dimata calon suami mereka. Perbutan seperti itu jelas-jelas sangat dibenci Tuhan tak ada perbedaan ulama bahwa zina itu hukumnya haram mutlak.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Kode Referral Ajaib "mush855"
Seiring perkembangan teknologi memudahkan dalam mengakses macam-macam sarana investasi. Tinggal klik-instal kita sudah bisa berinvestasi sah...
-
Menghafal AL-QUR’AN, nampaknya ketika mendengar kata ini akan terbersit dalam pikiran kita kata “wah”, timbul perasaan tak...
-
Manusia hidup di dunia tak hanya makan dan minum, disamping itu manusia memiliki tugas dan tujuan dalam hidupnya dimana tujuan tersebut s...
-
Wanita, salah satu korban bajak mode Merunut realita yang ada saat ini, wanita ...