Islam, sebuah agama yang tak pandang bulu, tak pandang pangkat, kasta, keturunan maupun harta. Agama universal yang diturunkan untuk semua umat manusia dari ujung barat sampai ujung timur palnet bumi ini. Diturunkan sebagai satu-satunya agama yang bermuara pada kebenaran yang haq, yaitu Allah SWT. Sekaligus sebagai media solusi kebertuhanan umat manusia masa kini, dahulu dan yang akan datang.
Tak pernah lekang maupun usang dengan segala jenis persoalan zaman menyangkut perbedaan kultur dan lingkungan, perkembangan teknologi, perevolusian pola pikir umat manusia. Hanya agama satu ini yang menjawab dengan lugas semua tuntutan dan kebutuhan zaman serta berbagai persoalan umat manusia.
Kompatibel dengan segala jenis ras maupun suku umat manusia, baik yang kulit putih maupun kulit hitam, baik yang Indian maupun Aborigin, itulah ajaran sekaligus rahmat agama Islambagi seluruh umat manusia karena Islam menitik beratkan pada ketaatan dan ketakwaan pengikutnya bukan pada warna kulit maupun habitat di mana manusia itu tinggal.
Islam memang telah diformulasikan sebagai agama yang “user friendly” bagi orang yang ingin menganutnya. Untuk memeluknyapun kita tak perlu mengeluarkan isi kantong kita sepeserpun. Hanya bermodalkan dua kalimat syahadat. Yakni dua pengakuan tiada Tuhan selain Allah Muhammad utusan Allah. Tapi, dibalik kemudahannya syahadatain begitu memiliki aspek yang sangat vital dan fundamental dalam struktural aqidah Islam.
Persamaan, Kesetaraan, Keadilan, Persaudaraan, macam itu semua adalah doktrin ajaran Islam yang ditanamkan dalam setiap prinsip hidup pemeluknya. Dialirkan kedalam setiap nafas gerak-gerik pengikutnya. Karena memang ajaran Islam tak pernah menyesatkan orang yang mengadopsi prinsip-prinsipnya, malahan dibutuhkan dalam tatanan hidup manusia agar menjadi masyarakat dan bangsa yang madani, aman, tenang, tentram serta toleran.
Bukti kongkritnya Islam sebagai agama “user friendly” yakni Islam tak pernah memaksakan apalagi mengancam orang non islam untuk menjadi mukallaf. Benar-benar agama yang ramah, bijaksana, mudah serta berbudi luhur yang tinggi. Tak ayal Islam menjadi agama yang lagi digandrungi dan begitu exciting dimata khalayak eropa khususnya di negeri Paman Sam. Yang pada awalnya mereka tak tahu wajah Islam yang sebenarnya. Hanya ocehan media yang mengaduk-aduk pikiran mereka.
Islam itu bengis, haus darah, sadis serta horor. Benar-benar statement yang sepersenpun tak layak untuk diinvestigasi keabsahannya dan dibela. Disebabkankan sangat tak sesuai dengan fakta realita yang beredar. Keramahannya inilah yang menjadi “point of interest” bagi seorang pengembara yang mencari sebuah agama. Sangat sejalan dan cukup terwakili bagaimana prospek wajah Islam kedepan: menjadi satu-satunya agama yang benar dan sangat selaras dengan jiwa manusia serta akan selalu eksis sampai akhir zaman. Insyaallah. Menjadi semacam aksioma yang mencerminkan kapasitas Islam sebagai agama yang diturunkan oleh sang Tuhan yang sesungguhnya.
Keramahan Islam dan keuniversalannya telah terbukti dan tegambarkan disaat periode atau zaman dimana Islam awal kali disebarluaskan oleh sang pembawa risalah, Muhammad SAW. Beliau yang merupakan manusia paling berpengaruh sepanjang masa mencontohkan bagaimana ajaran Islam sebenarnya dan saharusnya. Menjadi pengharum prestise tersendiri bagi Islam bahwa dia sangat layak dibawa oleh seorang patut dijadikan sumber inspirasi. Dia memparodikan bagaimana seharusnya berinteraksi dan bersosialisasi dengan Tuhan, jiwa mereka sendiri, alam maupun masyarakat non Islam. Sama sekali bebas dari paksaan, kekerasan, hinaan dan celaan bahkan yang ada malah kelembutan, kasih sayang dan kebebasan. Ia menggambarkan bagaimana wajah diorama akhlak dan garak-gerik muslim impian dan ideal.
Islam tak pernah menyuruh para pemeluknya untuk menjaga jarak pergaulan dalam batasan tertentu dengan msyarakat Nonmuslim ataupun seseorang yang berseberangan pendapat dan paham. Ia menyuruh bergaul dengan siapapun dengan catatan tak melanggar norma-norma ketetapan Islam. Tak ada halangan Si Kaya bergaul dengan Si Miskin. Si Muslim bergaul dengan si Nasrani, inilah keindahan dan keharuman dalam doktrin Islam. Dalam konteks yang lainnya Islam telah mengajarkan tatakrama pergaulan antara Muslim dan Muslimah. Sebuah agama yang mengajarkan keterbukaan, kemerdekaan dan kebebasan yang tak kebablasan.Ajaran tersebut telah termaktub dalam dua dasar ajaran Islam yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah. Ketercantumannya menjadi justifikasi bahwa agama ini memang benar-benar menanamkan prinsip-prinsip keterbukaan.