Tuesday, June 21, 2011

Islam Agama Universal


            Islam, sebuah agama yang tak pandang bulu, tak pandang pangkat, kasta, keturunan maupun harta. Agama universal yang diturunkan untuk semua umat manusia dari ujung barat sampai ujung timur palnet bumi ini. Diturunkan sebagai satu-satunya agama yang bermuara  pada kebenaran yang haq, yaitu Allah SWT. Sekaligus sebagai media solusi kebertuhanan umat manusia masa kini, dahulu dan yang akan datang.
            Tak pernah lekang maupun usang dengan segala jenis persoalan zaman menyangkut perbedaan kultur dan lingkungan, perkembangan teknologi, perevolusian pola pikir  umat manusia. Hanya agama satu ini yang menjawab dengan lugas semua tuntutan dan kebutuhan zaman serta berbagai persoalan umat manusia.    
            Kompatibel dengan segala jenis ras maupun suku umat manusia, baik yang kulit putih maupun kulit hitam, baik yang Indian maupun Aborigin, itulah ajaran  sekaligus rahmat agama Islambagi seluruh umat manusia karena Islam menitik beratkan pada ketaatan dan ketakwaan pengikutnya bukan pada warna kulit maupun habitat di mana manusia itu tinggal.
            Islam memang  telah diformulasikan sebagai agama yang “user friendly” bagi orang yang ingin menganutnya. Untuk memeluknyapun kita tak perlu mengeluarkan isi kantong kita sepeserpun. Hanya bermodalkan dua kalimat syahadat. Yakni dua pengakuan tiada Tuhan selain Allah Muhammad utusan Allah. Tapi, dibalik kemudahannya syahadatain begitu memiliki aspek yang sangat vital dan fundamental dalam struktural aqidah Islam.
            Persamaan, Kesetaraan, Keadilan, Persaudaraan, macam itu semua adalah doktrin ajaran Islam yang ditanamkan dalam setiap prinsip hidup pemeluknya. Dialirkan kedalam setiap nafas gerak-gerik pengikutnya. Karena memang  ajaran Islam tak pernah menyesatkan orang yang mengadopsi prinsip-prinsipnya, malahan dibutuhkan dalam tatanan hidup manusia agar menjadi masyarakat dan bangsa yang madani, aman, tenang, tentram serta toleran.
            Bukti kongkritnya Islam sebagai agama  “user friendly”  yakni Islam tak pernah memaksakan apalagi mengancam orang non islam untuk menjadi mukallaf. Benar-benar agama yang ramah, bijaksana, mudah serta berbudi luhur yang tinggi. Tak ayal Islam menjadi agama yang lagi digandrungi dan begitu exciting dimata khalayak eropa khususnya di negeri Paman Sam. Yang pada awalnya mereka tak tahu wajah Islam yang sebenarnya. Hanya ocehan media yang mengaduk-aduk pikiran mereka.
            Islam itu bengis, haus darah, sadis serta horor. Benar-benar statement yang sepersenpun tak layak  untuk diinvestigasi keabsahannya dan dibela. Disebabkankan sangat tak sesuai dengan fakta realita yang beredar. Keramahannya inilah yang menjadi  “point of interest” bagi seorang pengembara yang mencari sebuah agama. Sangat sejalan dan cukup terwakili bagaimana prospek wajah Islam kedepan: menjadi satu-satunya agama yang benar dan sangat selaras dengan jiwa manusia serta akan selalu eksis sampai akhir zaman. Insyaallah. Menjadi semacam aksioma yang mencerminkan kapasitas Islam sebagai agama yang diturunkan oleh sang Tuhan yang sesungguhnya.
            Keramahan Islam dan keuniversalannya telah terbukti dan tegambarkan disaat periode atau zaman dimana Islam awal kali disebarluaskan oleh sang pembawa risalah, Muhammad SAW. Beliau yang merupakan manusia paling berpengaruh sepanjang masa mencontohkan bagaimana ajaran Islam sebenarnya dan saharusnya. Menjadi pengharum prestise tersendiri bagi Islam bahwa dia sangat layak dibawa oleh seorang patut dijadikan sumber inspirasi. Dia memparodikan bagaimana seharusnya berinteraksi dan bersosialisasi dengan Tuhan, jiwa mereka sendiri, alam maupun masyarakat non Islam. Sama sekali bebas dari paksaan, kekerasan, hinaan dan celaan bahkan yang ada malah kelembutan, kasih sayang dan kebebasan. Ia menggambarkan bagaimana wajah diorama akhlak dan garak-gerik muslim impian dan ideal.
            Islam tak pernah menyuruh para pemeluknya untuk menjaga jarak pergaulan dalam batasan tertentu  dengan msyarakat Nonmuslim ataupun seseorang yang berseberangan pendapat dan paham. Ia menyuruh bergaul dengan siapapun dengan catatan tak melanggar norma-norma ketetapan Islam. Tak ada halangan Si Kaya bergaul dengan Si Miskin. Si Muslim bergaul dengan si Nasrani, inilah keindahan dan keharuman dalam doktrin Islam. Dalam konteks yang lainnya Islam telah mengajarkan tatakrama pergaulan antara Muslim dan Muslimah. Sebuah agama yang mengajarkan keterbukaan, kemerdekaan dan kebebasan yang tak kebablasan.Ajaran tersebut telah termaktub dalam dua dasar ajaran Islam yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah. Ketercantumannya menjadi justifikasi bahwa agama ini memang benar-benar menanamkan prinsip-prinsip keterbukaan.
     
           

Thursday, May 19, 2011

Parodi Para Hujoz part 1

            Menghafal AL-QUR’AN, nampaknya ketika mendengar kata ini  akan terbersit dalam pikiran kita kata “wah”, timbul perasaan takjub dan teka-teki dalam diri, mungkin nggak ya ada yang bisa ngafalinnya? Kalau bisa , wah memang bukan orang sembarangan  nih orang, masak sih dia bisa ngafalin tulisan sebanyak 204 halaman  yang tiap halamannya terdiri dari 15 baris dan memakai bahasa Arab lagi, bayangin coba bukan bahasa ibu kita lho.
            Pertanyaan di atas adalah gambaran pertanyaan yang mungkin pernah bergelayut dalam pikiran  kita terutama orang yang belum pernah mendengar ingar  bingar tentang para penghafal AL-QUR’AN, blue printnya tak pernah mengenal apalagi tahu dengan yang namanya menghafal AL-QUR’AN alias asing.
            Sebenarnya menghafal AL-QUR’AN adalah sebuah pilihan diantara beberapa pilihan yang ditawarkan oleh Allah  bagaimana kita bergaul dan memperlakukan ALQUR’AN sebagai representasi rasa hormat kita terhadap kalam Tuhan yang teramat mulia. Opsi lainnya adalah membacanya, mentadabburi kandungan ayatnya, mengkajinya, baik mengkaji struktur  letak ayat dan surah-surahnya(Internal) maupun berusaha mengkorelasikan dengan peristiwa yang terjadi di sekitar kita(Eksternal). Tak diragukan lagi AL-QUR’AN adalah sumber ilmu pengetahuan penuh misteri yang tak pernah kering untuk digali , dieksploitasi dan dibongkar untuk diungkap mutiara-mutiara berharga yang tertimbun di dalamnya.
            Menghafal AL-QUR’AN adalah sebuah pilihan berani tanpa mengesampingkan  aspek kemuliaan jika meniti jalan di dalamnya. Keberaniaan itu timbul karena betapa besarnya efek dan kebutuhan energi  serta daya yang terserap dalam perjuangan maupun pasca menghafalkan AL-QUR’AN. Daya tersebut bisa berupa pikiran(IQ), kesabaran(EQ) dan ketelatenan atau ketekunan(SQ).
            Maka benarlah perkataan orang bijak, “Seberapa besar perhatian dan usaha kita terhadap sesuatu, sebesar itu pulalah kita akan memperoleh buah manis dari usaha kita”.(Biqodri Ma Ta’taniy Tanaalu Ma Tatamannaa). Barang siapa  yang menanam pasti akan menuai  yang ia tanam, berbeda antara orang yang menanam bibit kualitas super dengan yang non-unggul.Karena sesuatu yang besar dan istemewa tak dapat kita raih dengan usaha yang biasa-biasa saja. Butuh pengorbanan yang sangat besar.
            Sedangkan kemuliaan itu sendiri timbul dari efek positif yang dirasakan pasca menghafal AL-QUR’AN tanpa menafikan ekses atau efek negatif  apabila terjadi berbagai kesalahan  atau keteledoran dalam mempertahankan hafalan tersebut. Terkadang efek positif tersebut di luar jangkauan akal logika manusia. Wajar saja, jika segelintir orang menyebutkan bahwa menghafal AL-QUR’AN adalah suatu hal yang istemewa dan tak bisa di akal-akalkan. Tak dapat dipungkiri efek positif itu juga timbul karena AL-QUR’AN merupakan mukjizat dan kalam Ilahi yang mengindikasikan tingkat keagungan, kesucian dan kemuliaan kitabullah itu sendiri dibandingkan dengan kitab agama samawi lain nya seperti Taurat, Zabur dan Injil.
            Jika ditinjau dari segi historis, menghafal AL-QUR’AN merupakan aktifitas atau tradisi turun temurun yang sampai saat ini masih terus dilestarikan oleh beberapa kalangan orang Asia Tengah terutama bangsa Arab. Dari masa Rasulullah sampai saat ini menghafal AL-QUR’AN tetap lestari dan terjaga seakan tak lekang oleh perkembangan zaman dan perubahan gaya hidup masyarakat Islam. Mulai dari Rasulullah SAW, Zaid ibn Tsabit, Abdullah ibn Mas’ud, Muadz ibn Jabal , Husein Thabataba’ie sang pemuda ajaib dari Iran, Mbah Munawwir dari jogjakarta serta Mbah Arwani dari Kudus mereka semua adalah para legendaries dalam bidang menghafal AL-QUR’AN.
            Bangsa Arab sangat menghargai para penghafal AL-QUR’AN , mereka berlomba-lomba menjadikan anak mereka menjadi seorang penghafal AL-QUR’AN(Huffadh), karena mereka mengetahui keutamaan akan menghafal kitab AL-QUR’AN . Negara kita juga tak mau kalah dalam menghargai  dan mencetak generasi Qur’ani (Penghafal Al-Qur’an). Setiap tahun secara bergiliran di kota-kota se-Indonesia dilaksanakan MTQ(Musabaqah Tilawatil Qur’an) baik tingkat lokal, regional maupun nasional. Event ini tak lain sebagai salah satu wujud usaha para Ulama dan Pamerintah kita untuk membumikan AL-QUR’AN , menghidupkan nafas-nafas Qur’ani ditengah gersangnya pengetahuan keagamaan. Sangat naïf memang jikalau seorang pemeluk agama kurang menguasai ajaran agamanya, tapi itulah borok muslim Indonesia yang tak patut diumbar dan dipresentasikan di hadapan khalayak pemeluk agama non-Islam.
             

Monday, May 2, 2011

Antara Akal dan Hawa Nafsu

Manusia hidup di dunia tak hanya makan dan minum, disamping itu manusia memiliki tugas dan tujuan dalam hidupnya dimana tujuan tersebut sangat erat kaitannya dengan tujuan awal penciptaan dan dilahirkannya manusia ke dunia ini.
Semenjak manusia berupa janin danin dalam perut ibunya dia telah diserahi amanah dan tanggung jawab dipundaknya oleh Allah SWT. baik tanggung jawab terhadap dirinya, lingkungannya, sesuatu yang dipimpinnya dan Tuhannya. Untuk mengemban amanah superberat tersebut seperti yang tercantum dalam surah Al-Ahzab Ayat 72, Allah membekali manusia dengan daya, akal dan fikiran sehingga dari tiga hal tersebut sangat nyata bahwasanya Allah memberikan keputusan di tangan manusia secara mutlak terhadap apa yang dia pilih dalam hidup ini, yang pada akhirnya manusia itu sendiri yang akan menjadi objek pembalasan dari segenap perbuatan baik buruknya yang telah ia pilih.
Akal tersebut diperintahkan oleh Allah untuk dipergunakan sebagaimana mestinya, menimbang mana yang baik dan buruk, mana yang pantas atau tidak serta menafakkuri betapa sistematisnya semua ciptaan tuhan di dunia ini. Terjadi tanpa kebetulan. Dengan kehendaknya pula terjadi simbiosis yang serasi dan seirama serta teratur diantara makhluknya sehingga terjadi fase kehidupan yang harmonis, terukur dan akurat. Bisa kita ambil contoh mekanisme rantai makanan pada pelajaran Biologi, ada pemangsa ada yang dimangsa ada konsumen dan ada produsen. Semua itu telah diatur dan ditakdirkan oleh Allah dalam peranan-peranan masing-masing makhluk dan komponen dalam hidup ini.
Betapa banyak redaksi kalimat dalam Al-Qur’an yang menstimulasi kita untuk mengeksploitasi kemampuan akal kita, seperti ”Maka Apakah mereka Tidak Melihat”(Afalaa Yandzuruuna), “Maka Apakah Mereka Tidak Mengambil Pelajaran”(Afalaa Tadzkkaruun) dan “Apakah Mereka Tidak mempergunakan Akalnya”(Afalaa Ta’qiluun). Dari kalam Tuhan tersebut kita bisa menangkap bahwasanya Tuhan menegur kita untuk mengoptimalkan fungsi akal sekaligus menantang kita untuk memperhatikan, mengkaji dan mengobservasi dari segala sesuatu yang Tuhan ciptakan yang kemudian akan menjadi tambahan kemaslahatan untuk kehidupan manusia yang akan datang dan pendongkrak iman kita setelah memahami bahwa betapa mahabesarnya Tuhan kita serta Dia menciptakan segala sesuatu terhindar dari kesia-siaan.
Dalam hal memanfaatkan akal, Islam telah menetapkan regulasi bagaimana cara yang benar terutama dalam memandang baik buruknya sesuatu, sehingga tak selamanya akal diperkenankan menembus semua zona dalam hidup kita ada area tertentu dimana akal tak boleh melintasi batas tersebut, misal dalam memahami syariat Islam –dengan kata lain perintah Allah baik Al-Qur’an maupun Hadits-. Dalam Ushuluddin atau Ilmu Tauhid sistematika yang baik dakam menyerap ajaran Tuhan adalah melalui kacamata Naqli (Dalil-dali yang telah tertulis dalam Al-Qur’an dan Hadits) yaitu dalam menimbang baik buruknya sesuatu dalam syariat kita harus menitik beratkan pada dalil Naqli. Jadi, sesuatu jika ditimbang melalui akal logika kita benar tak selamanya bisa dibenarkan oleh Naqli begitu juga sebaliknya. Well, kita harus mengambil aspek dalil Naqlinya terlebih dahulu karena aspek tersebut berasal dari Tuhan yang lebih tahu tentang urusan agamanya dari pada kita. Dikarenakan apabila mengambil dari segi Aqlinya bemum tentu hal tersebut berdampak positif dalam urusan agama yang dimana Aqli tersebut berasal dari akal kita yang sarat kekurangan dan kelemahan serta sering terkontaminasi oleh budaya serta lingkungan kita berada. Dengan kata lain kita tak boleh beragama “hanya” dengan akal dan meng akal-akalkan agama karena akal tak memiliki kapabilitas yang mumpuni untuk menyerap syariat agama secara totalitas atau kaaffah sehingga apabila dipaksakan ditakutkan akan menghasilkan turbulensi pemahaman yang cacat sehingga merusak pemahaman itu sendiri. Dalam kasus ini berlaku asas pengkultusan yang ditujukan pada Tuhan sebagai target man dalam tetekbengek urusan beragama, sering kita dengar jargon “Undzur Man Qaala Walaa Tandzur Manqola” artinya lihatlah siapa yang berbicara dan janganlah lihat apa yang dia bicararakan, siapa diatas tadi kembali kepada Tuhan.
Islam tidak secara mutlak mematikan dan menafikan fungsi dan logika manusia tetapi Islam memberikan porsi tersendiri bagi akal dimana akal menempati kasta kedua setelah Naqli atau sebegai pelengkap dan penguat dari dalil Naqli itu sendiri, artinya kita boleh saja berdalil dengan Aqli apabila sebuah perbuatan (tentang baik buruknya) tak dijelaskan dalam Naqli asalkan Aqli tersebut tidak bertentangan dengan Naqli yang umumnya Aqli tersebut berkaitan erat dengan kebisaan atau cara memandang yang berlaku disebuah komunitas bagaimana menilai baik buruknya terhadap sesuatu.
Alasan Islam menomomorduakan Aqli adalah seringnya akal terkontaminasi dan terintervensi oleh kepentingan nafsu dalam memandang baik buruknya sesuatu dalam situasi tertentu sehingga apabila kekuatan hawa nafsu mendominasi dalam diri seseorang dan kekutan akal telah dikalahkan maka akal pun menjadi lumpuh oleh nafsu demi memuaskan keinginan nafsu yang terlihat rendah dihadapan akal sehat manusia. Perlu kita catat disini, hawa nafsu tidak akan pernah puas semakin sering dilayani semakin manja dan terus meminta kecuali kita punya komitmen dan tekad yang kuat untuk mengekangnya makanya dalam hadits disebutkan jihad yang terbesar dalam hidup ini adalah jihad melawan hawa nafsu.
Tampaknya kita tak pantas mengkonotasi akal tanpa mengimbanginya dengan deskripsi positif mengenai akal. Negasi dari penjabaran di atas, tak selamanya nafsu dapat menggembosi akal jikalau si pemilik nafsu mampu menghandle nafsunya sehingga kondisi akal termanage dengan baik, yang pada akhirnya si pemilik mampu mendaya gunakan akal secara optimal tanpa dibayangi oleh nafsu yang bertolak belakang fungsi diantara keduanya. Akal yang normal mampu menjadi penawar dan pemenang bagi nafsu yang jahat. Jika kita komparasikan, kekuatan akal dan nafsu fity-fity yang kadangkala terjadi superioritas diantara keduanya.
Akal juga menjadi penyekat antara sifat manusia dan binatang serta memberikan perbedaan insting diantara keduanya. Manusia menjadi lebih berharga dan terhormat daripada binatang karena akalnya. Tapi, Tuhan tak menjamin manusia lebih mulia daripada binatang karena akalnya sebab tak semua manusia mengetahui dan mendayagunakan eksistensi akalnya sebagaimana mestinya. Bisa dibilang tak ada bedanya antara ada akalnya atau tidak, otomatis bisa disamakan dengan binatang. Nah, karena tak ada bedanya tersebut manusia dapat diumpamakan lebih hina daripada binatang, bisa kita analisa sendiri mengapa bisa begitu. Allah berfirman dalam surat Al-A’raf ayat 179 yang berbunyi:
“ Dan Sesungguhnya kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.”
Tapi akal tak berperan tunggal sehingga manusia yang tak dapat memakai akalnya dapat disebut lebih hina daripada binatang, masih ada fikiran dan jiwa dihati yang juga berperan mengontrol keinginan dan insting manusia setelah komponen di atas saling berkolaborasi diantara satu dengan yang lainnya bersama akal, sehingga apabila salah satu diantara keduanya mengalami trouble manusia masih juga berpeluang lebih hina daripada binatang.
Akal tak dapat bekerja jikalau tak ada input dari panca indera, tanpa panca indra akal tak akan berfungsi sebagaimana mestinya karena jika manusia tak berpanca indra ia tak akan pernah bisa hidup, tak ubahnya benda mati. Tapi, tak selamanya panca indra butuh pada akal buktinya kucing masih bisa hidup tanpa akal konsekuensinya kucing hanya dikontrol oleh nafsu hewaninya saja yang terkadang tak dapat diterima oleh akal sehat manusia contohnya, anak kucing yang telah dewasa berhubungan badan dengan induknya lebih parahnya lagi di bangsa manusia sendiri, anak (maaf) memperkosa ibu kandungnya sendiri dan laki-laki berhubungan badan dengan sesama lelakinya begitu juga perempuan. Pernahkah kita mendengar cerita binatang berhubungan dengan sesama jenisnya dikalangan mereka, saya kira anda juga belum pernah mendengarnya. Bukankah hal ini lebih memalukan daripada binatang. Inilah fakta yang tak dapat disangkal telah terjadi di abad kita sekarang. Inilah suatu gambaran akal telah bertekuk lutut di hadapan hawa nafsu. Dengan kata lain, nanusia lebih hina daripada binatang karena keberadaan akalnya (karena akalnya tak digunakan).
Begitulah Allah menjadikan akal lawan dan ingkaran dari hawa nafsu. Dua makhluk Allah yang tertanam dalam setiap jiwa manusia, keduanya saling mengalahkan dan tidak akan pernah bersatu untuk menguasai jiwa manusia. Manusia yang dominan akalnya berarti dia mendapat pancaran nur-ilahi begitu juga sebaliknya. Allah pernah bertanya pada akal dan hawa nafsu: Hai akal siapakah aku dan kamu? Akal menjawab, aku adalah hambamu dan engkau adalah tuhanku. Hawa nafsu juga menjawab: aku adalah aku sendiri, kamua adalah kamu.
Akal juga mempunyai peran vital dalam kriteria pewajiban aturan Islam yaitu ketika Islam mewajibkan secara mutlak kepada seorang muslim tentang hukum-hukumnya, segala perintahnya dan semua ajarannya untuk dilaksanakan. Ketika Islam memandang seseorang telah wajib menjalankan aturannya yang telah diletakkan di pundaknya, artinya akal menjadi indicator untuk menganggap dan memperhitungkan tentang perbuatan baik dan buruk yang telah dilakukan oleh seorang muslim. Yang pada awalnya dia masih kanak-kanak “belum dianggap” dalam pelaksanaan dan penyerapan aturan Islam sekarang dia sudah mulai beranjak dewasa (berakal) otomatis aturan Islam wajib dilaksanakan olehnya. Sedangkan orang yang telah berakal biasa disebut mukallaf. Tak hanya itu Islam meletakkan akal sebagai tolak ukur dalam berlakunya sebuah kewajiban. Dalam persaksian Islam juga meletakkan akal sebagai satu hal yang harus dimiliki oleh seorang saksi secara logika anak kecil dan orang sinting tak dapat menjadi saksi karena akalnya yang tak sempurna, begitu juga syarat dalam menjadi seorang perawi hadits.
Islam sangat mengakui eksistensi akal dalam jiwa manusia buktinya Islam melarang penganutnya mengonsumsi segala sesuatu yang memabukkan seperti Khamr, ganja, heroin dan ekstasi. Karena rasa mabuk mampu menghilangkan akal sehat dan kesadaran, yang pada akhirnya si peminum melakukan perbuatannya diluar kontrol akalnya yang kebanyakan memang tak masuk akal perbuatan si peminum tersebut seperti membunuh istrinya sendiri, menyetubuhi darah dagingnya sendiri den perbutan tercela lainnya. Dengan kata lain, menjaga akal agar tetap sadar merupakan tindakan preventif bagi manusia dari perbutan kriminal dan menzhalimi orang lain. Allah berfirman tentang pelarangan khamr dalam kitabnya yang berbunyi:
" Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: " yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir,"ِ
Akal juga turut diperhitungkan dalam Ilmu teologi atau ilmu kalam, yaitu akal menjadi salah satu kerangka berpikir dalam ilmu tersebut. Cara berpikir dalam berpendapat tentang suatu hal turut mempengaruhi hasil dari sebuah keputusan. Cara berpikir yang memberikan porsi tak terbatas pada akal biasa disebut cara berpikir rasionalis, logis atau logika. Dalam Ilmu teologi penganut cara berpikir seperti di atas sering diadopsi oleh orang-orang mu’tazilah makanya mereka sering dijuluki rasionalis atau liberalis, sang maniak akal.

Tuesday, April 5, 2011

Eksistensi Kaum Wanita


Wanita, salah satu korban bajak mode
                Merunut realita yang ada saat ini, wanita kita zaman ini lebih mudah terpengaruh dengan kontaminasi budaya  orang  Western yang jelas tak seirama dengan aroma budaya orang ketimuran yang saat ini masih mengaliri urat tradisi kita, hal itu menandakan wanita kita tidak mempunyai karakteristik atau ciri khas  atau identitas dalam berpakaian, faktanya wanita betawi saat ini kurang meminati pakaian adat mereka yaitu kebaya.
                Fakta seperti di atas kurang menguntungkan bagi generasi penerus kita dimasa mendatang jika terus dibiarkan mereka akan terasing di negeri sendiri karena tak memiliki identitas dalam berbusana, hal itu juga akan mengurangi rasa percaya diri mereka ketika tampil dalam event global yang menonjolkan kebanggaan pada budaya asli budi pertiwi. Tak lain, itu disebabkan mereka tak punya tolak ukur atau acuan dalam berpakaian menurut budaya asli tempat mereka tinggal. Apalagi para desainer dan artis kita lebih suka mengadopsi model pakaian artis-artis Hollywood yang notabene berpakaian hanya mengandalkan nilai kepuasan dan keglamouran belaka, wajar saja karena mereka orang hedon yang tak mengenal aturan beragama.
                Salah satu solusi dari problem diatas adalah kesadaran dari dalam kita sendiri bagaimanapun kita harus bangga pada hasil budaya para pendahu kita salah satunya dengan mengoptimalkan  peran para Pendidik di sekolah, kita bisa berinovasi dengan seragam sekolah entah pada hari jum’at para siswa diwajibkan memakai pakaian khas daerah masing-masing itu pun sebagai sebuah solusi lain dari pengakuan budaya kita oleh bangsa lain seperti lagu “Rasa Sayange” milik kita yang tak lama pernah di klaim oleh negeri jiran belum juga “Reog Ponorogo” yang juga ingin diklaim.
                Gekala seperti diatas disebabkan karena mereka kurang cerdas dalam memilah dan memilih dalam berkiblat dalam berfasion yang patut bagi mereka, tak peduli apakah pakaian tersebut enak dipandang mata dan cocok menurut postur tubuh mereka. Inilah salah satu bencana yang terjadu pada abad ini.
                Sepatutnyalah mereka memiliki filter dalam menyerap budaya asing agar mereka tak asal main comot   budaya luar sekehendak mereka pribadi tanpa memperhatikan norma kepantasan menurut orang timur seperti kita. Lama kelamaan budaya kita akan terdegradasi  dengan sendirinya seiring dengan semakin majunya  teknologo dan informasi apabila tidak diimbangi dengan sumber daya manusia (SDM) yang lebih dewasa dan bijk ketika dihadapkan pada pengaruh budaya asing, tentunya pendewasaan tersebut butuh proses dan waktu yang tak sebentar serta dukungan dari segenap elemen bangsa kita tercinta
.
Perempuan Terprovokasi jargon “Kesetaraan Gender”
                Wanita modern zaman sekarang semakin lama mulai berubah pola hidup dan mind map pikiran  mereka , yang tadinya pekerjaan mereka 99% lebih banyak diselesaikan di dalam rumah saat ini mereka tak mau kalah dengan para lelaki, mereka mengambil alih berbagai aktifitas yang seharusnya  dikerjakan oleh para lelaki .
                Pengambil alihan peran ini tidak hanya terjadi pada sebagian bidang dalam rumah tangga saja tapi lebih meluas dan lebih komplet seperti menjadi menejer dalam sebuah perusahaan , kontraktor bangunan ,anggota perlemen dan politisi yang diusung oleh partai ataupun independen bayangkan mereka lebih berani mengaktualisasikan diri mereka di panggung karir tanpa merasi terasingkan bersandigan dengan para lelaki yang nyata lelaki lebih berhak didalamnya menurut norma kepantasan kita. Memang kalau kita lihat dari fakta yang ada saat ini dalam hal intelektualitas wanita mampu menyaingi para lelaki dan semoga saja tak sampai melebihi.
                Berikut ini sejumlah fakta  bahwasanyaperan wanita bertambah dominan ketimbang lelaki antara lain,Hasil penelitian menyebutkan, keluarga-keluarga yang berdomisilidi Amerika Serikat (USA) bahwasanya tujuh 75% keputusan yang menyangkut kesehatan keluarga diputuskan oleh para wanita  dan menerut pengakuan  produsen mobil asal negeri sakura TOYOTA , 60% pembeli barang- barang mereka adalah kaum hawa, ini menjadi salah satu bukti terhadap pembenaran argument di atas.
                Gejala diatas tak lain dan tak bukan disebabkan  wanita modern zaman sekarang telah tercemar anggapan mereka terhadap peran hidup yang telah ditentukan menurut kodrat mereka sehingga mengalami pergeseran yang cukup signifikan. Kemungkinan besar mereka terpengaruh jargon “emansipasi wanita atau kesetaraan gender “ yang sering didengungkan oleh kaum feminis, nampakya kelompok ini memiliki tujuan terselubung dibalik pemahaman yang mereka sebarkan, padahal paham mereka sangat berbahaya dalam tatanan social dalam agama kita, mungkin saja ingin menggusur takhta kekuasaan atau dominasi para lelaki yang memang sejak zaman nenek moyang kita belum lahir para lelaki memang telah banyak memegang kendali vital dalam hal yang menyangkut kelangsunag hidup manusia dimuka bumi ini,Tuhan sendiri telah melegitimasi  argument diatas yang tercantum dalam surat An-Nisa’ Ayat 34 yaitu, “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh Karena Allah Telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan Karena mereka (laki-laki) Telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh Karena Allah Telah memelihara (mereka). wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.
            Lebih jelasnya mungkin mereka menginginkan “wanitaisasi” di planet kita yang sudah peot ini, padahal jika mereka tahu semua yang telah ditakdirkan atas diri mereka itulah yang terbaik bagi mereka.
Wanita Seabagai Pilar Negara
            Bayangkan jika sebuah bangunan tak memiliki pilar yang kokoh sebagai penyangga bangunan tersebut, tentu bangunan tersebut mudah roboh ketika diterpa angin kencang sama juga seperti wanita tetapi wanita di sini tidak sedang kita analogikan sebagai penyanggah Negara layaknya pilar penyangga bangunan, tetapi wanita dalam redaksi ini diandaikan sebagai pilar Negara lantaran peran mereka yang sangat vital dalam menyiapkan generasi pemuda penerus masa depan bangsa, bisa dipastikan kalau pemuda di dalam sebuah bangsa telah rusak maka umur bangsa tersevut tak lama lagu akan musnah dengan kata lain, jikalau ingin menghancurkan sebuah bangsa maka target utama kita adalah generasi mudanya lebih dahulu. Maka kita tinggak menunggu waktu saja menuju kehancuran bangsa tersebut.
            Para wanita berperan utama dalam pembentukan awal kepribadian dan watak serta karakter anak semenjak dia di dalam kandungan, para wanita menjadi taman pendidikan perdana yang menentuka proses perkembangan kepribadian anak selanjutnya, jika awalnya baik, maka 50 persen dari pekerjaan itu tekah berhasil, itulah diantara perkataan orang bijak yang sering kita dengar, tapi tak hanya wanitta saja lingkungan terutama keluarga juga turut andil dalam proses perkembangan fisik maupun psikologis anak, terutama rutinitas yang sering dikerjakan dalam keluarga tersebut akan membekas kuat dan mendominasi pengaruh Pada anak.
            Para wannita juga menjadi tempat untuk menempa kepribadian dan mental anak agar tangguh dan kuat, karena wanitalah yang banyak berinteraksi dan bergaul dengan sanag anak pasca kelahiran mereka serta wanitalah yang memiliki sifat keibuan sehingg a secara alami wanita mengerti dan memberikan kasih sayang yang dibutuhkan oleh sang anak.
            Setiap bayi yang baru lahir adalah suci,hadist itulah yang menggambarkan keadaan bayi yang baru lahir artinya bayi yang baru lahir kita umppamankan seperti kertas putih bersih lalu kedua orang tuanya yang mewarnainya atau menggoreskan tinta di atasnya serta melipat-lipat kertas tersebut sehingga terciptalah bentuk sedemikian rupa, jadi amat benar sang anak mau di jadikan apapun terserah kehendak dan inisiatif orang tuanya, apakah anak yang memiliki mental orang-orang besar ataukah seorang pecundang yang menyerah sebelum dia bertanding.
            Maka dari itu, bagi seseorang yang sedang mencari pasangan hidup hendaknya ia memilih calon pendamping hidup yang berkualitas baik aspek luar atau dalamnya kita harus selektif karena calon istri kita akan mendampingi kita selama kita hidup sampai akhir hayat kita, pokoknya segala aspek yang menyangkut dengan kehidupannya baik dari karakternya maupun tingkah lakunya semua kwalitasnya terjamin agar anak keturunan kita kelak menjadi orang yang lebih baikdari kita menurut sebagian orang, orang tua yang sukses adalah orang tua yang mampu membentuk anak yang lebih baik dari orang tuanya dalam segala aspek. Kita juga harus ingat! Zaman mereka yang akan datang pasti akan lebih maju dari zaman kita sekarang agar mereka mampu berbicara dan berbuat banyak di panggung peradaban. Kelak kita akan percaya perkataan pepatah ”Buah Takkan Jauh dari Pohonya”.  
            Seorang wanita juga mempunyai derajat yang lebih tinggi dari lelaki dalam hal mengurus anak menurut pandangan islam, buktinya ketika Rasulullah ditanya oleh salah seorang sahabat ;’Wahai Rasul, siapakah orang yang lebih berhak aku layani (dengan baik) dalam hidup ini? lalu beliau menjawab, Ibumu,lalu ya Rasul?Ibumu, lalu ya Rasul? Ibumu, lalu ya Rasul? Bapakmu, Dari Hadits di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwasanya seorang ibu memiliki keutamaan dan kemulyaan yang patut kita perhatikan atau lebih tinggi derajatnya daripada seorang Ayah, yang perlu ditekankan disini adalah rasul menyebut nama Ibu sampai tiga kali baru yang keempat Bapak. ini menunjukkan betapa islam sangat menghormati harkat dan martabat seorang Ibu, maka berbahagialah wahai para wanita calon Ibu dari Anak-anak kalian.
            Singkat kata, wanita sebagai pilar Negara artinya kemajuan dan kehancuran suatu Negara dapat ditentukan oleh baik tidaknya wanita yang ada dalam Negara tersebut. Wanita laksana mata pisau yang berfungsi ganda dilain sisi bermanfaat dilain sisi juga memberikan mudharat disaat-saat tertentu tergantung siapakah yang memegang pisau tersebut.
Bencana Wanita
            “Wanita Racun Dunia” tak salah jika seseorang mengungkapkan perkataan seperti itu, seperti yang dikemukaan di judul sebelumnya bahwasanya Wanita seperti mata pisau ganda kali ini kita akan berbicara ketika wanita menjadi Mudharat atau berdampak negative, menjadi panah setan, penyakit masyarakat, bencana social, tapi tak semua streotipe buruk dapat disematkan pada perempuan, seperti hukum kodrat alam dimana ada keburukan disitulah ada kebaikan, hal itu menjadis ebuah kepastian yang tak bisa diganggu gugat, penulis yakin begitu pula pada lelaki mereka dapat memberikan manfaat dan mudharat sebaimana wanita.
            Adalah bencana mode apabila wanita berpakaian ketat, mengumbar aurat memperlihatkan lekak-lekuk tubuh mereka, merangsang nafsu syahwat lelaki yang memandangnya dan menikmatinya apalagi lelaki berhidung belang tentu mereka jangan ditanya perihal suka atau tidaknya tanpa kita tahu kita sudah bisa menjawabya asalkan kita tahu siapa lelaki berhidung belang itu. Maka tak sulit lagi dewasa ini untuk mendengar atau membaca kabar dari berbagai media massa tentang tindakan amoral pencabulan dan kekerasan yang objeknya adalah para wanita, tak ayal lagi hal tersebut disebabkan para wanita suka memamerkan seni keindahan tubuh mereka, kata beberapa seniman barat tubuh wanita merupakan seni ciptaan tuhan. Ternyata tak selamanya seni itu indah apabila ditilik dari akibat wanita suka memamerkan seni keindahan tubuh mereka menurut persepsi agama kita.
            Menurut artikel yang dimuat dalam sebuah  majalah psikologi islam menjelaskan bahwa ketika seorang lelaki melihat tubuh wanita tanpa busana (telanjang) maka salah satu bagian otak lelaki tersebut akan aktif sehingga reflek bagian otak tersebut memerintah lelaki tersebut untuk menggunakan atau menggauli wanita tersebut, jadi jangan salahkan para lelaki saja jikalau terjadi hal yang menyimpang yang menyangkut diri para wanita menimpa mereka dengan tampilan mereka yang seperti itu ternyata membuat para lelaki  yang tak kuat imannya ikut tergoda untuk melakukan hal yang tidak-tidak pada mereka.
            Adalah bencana ekonomi ketika wanita turun kedalam dunia prostitusi menjajakan kehormatan dirinya demi beberapa lembar uang yang tak akan dibawa kedalam kubur, mereka beralasan sebagai media untuk mencari nafkah buat anak mereka atau karena sulitnya mencari pekerjaan, kalau meraka tak dibekali keterampilan yang memadai dan tak berusaha mencarinya bagaimana pekerjaan mau mendatangi mereka, kita mestinya ingat bumi Allah itu tak selebar deaun kelor. Jadi Allah itu akan membuka rezekinya bagi hambanya yang berusaha mencarinya dan bahwasanya rezeki tiap orang itu telah ditentukan oleh tuhan semenjak dia lahir dengan kata lain setiap bayi telah siap degan rezekinya masing-masing tinggal kita saja berusaha mencarinya, apakah tak ada jalan lain untuk mendapatkan rezeki yang halal. Hemat kata, menurut anggapan penulis motif mereka tak hanya problem keekonomian saja tetapi ada unsur kepentingan biologis yang menyangkut kenikmatan seksual, bisa dibilang sambil menyelam minum air. Belum lagi jika kita lihat bagaimana virus HIV membunuh para ODHA (orang dengan HIV AIDS) yang diam-diam menghanyutkan.
            Jika kita telaah lebih lanjut, ssebenarnya wanita seperti merekalah yang tak menghargai diri mereka sendiri dengan murahnya merelakan tubuhya menjadi barang komersial dan dijamah dengan illegal oleh lelaki maniak sek yang hanya ingin melampiaskan nafsu hewaninya saja padahal kesucian tubuh mereka merupakan lambang dari kehormatan dimata calon suami mereka. Perbutan seperti itu jelas-jelas sangat dibenci Tuhan tak ada perbedaan ulama bahwa zina itu hukumnya haram mutlak.
                
www.google.com

Kode Referral Ajaib "mush855"

Seiring perkembangan teknologi memudahkan dalam mengakses macam-macam sarana investasi. Tinggal klik-instal kita sudah bisa berinvestasi sah...